Senin, 12 November 2012

Doa Pembuka Jalan


Doa Pembuka Jalan

Oleh : Sholehan Latundo
Jika kita renungkan lebih mendalam, tujuan paling penting amalan keagamaan adalah untuk mendidik agar kita memiliki penghayatan dan menanamkan kesadaran Ketuhanan (rabbaniyah) yang sedalam-dalamnya. Salah satu usaha dalam proses menumbuhkan semua itu adalah berdoa.
Makna doa secara bahasa (etimologis) adalah menyeru atau mengajak. Karena itu, doa sesungguhnya lebih daripada sekedar memohon atau meminta sesuatu. Tetapi berdoa adalah untuk menyeru Allah, membuka komunikasi dengan Sang Maha Pencipta, dan memelihara kebersamaan dengan Tuhan. Berdoa adalah untuk totalitas menyerahkan diri kepada Allah, asal serta tujuan hidup manusia dan seluruh alam.
Jadi berdoa sangat berhubungan dengan keinsyafan, penghayatan menyeluruh akan makna dan tujuan hidup. Doa adalah otak ibadah dan merupakan senjata orang mukmin. Karena doa merupakan titik sentral pertumbuhan kesadaran Ketuhanan.
Setiap agama mempunyai ritual doanya sendiri-sendiri dan ungkapan-ungkapan doa dalam semua agama adalah mirip, yakni memuji Tuhan, memohon rahmat dan ampunan, menyatakan kesetiaan dan ketundukan, meminta kedamaian, serta memohon perlindungan dan kasih sayang Tuhan. Dalam berdoa, kita bukan mencari keuntungan praktis tetapi keuntungan spiritual; penemuan pengalaman dan kesadaran Ketuhanan diri kita.
Doa merupakan salah satu ibadah terbaik yang bila dilalui, seorang dapat mencapai kesempurnaan diri dan kedekatan kepada Tuhan. Doa hendaknya memiliki dua 'sayap' yang harus dipelihara. Dua sayap tersebut adalah raja' (harap) dan khauf (cemas).
Dengan penuh harap, artinya seseorang senantiasa optimistis dalam menjalani kehidupan ini dan selalu berserah diri kepada Tuhan. Dengan perasaan cemas, dia akan berusaha sekuat tenaga memperbaiki serta menyempurnakan totalitas ketaatan dan ketundukan kita pada Tuhan. Kita harus bertafakur dan mengetahui harus menjadi seperti apakah agar meraih keuntungan spiritual.
Selain itu, doa sebaiknya hanya ditujukan pada Allah secara langsung, tanpa perantara. Allah Ta'ala berfirman yang artinya, ''Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan serta yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingatnya.'' (QS An Naml [27]: 62).
Mengapa kita terlalu sombong untuk tidak berdoa dan memohon pada Sang Khalik? Padahal Dia sangat menyukai orang-orang yang berdoa dan akan mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan hamba-hambanya yang bertakwa. Wallahu a'lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar